Senin, 18 Oktober 2010

Senja Kau Tenggelam


Senja mengendap
Baris langit pudar
Cahaya tercecar
Pada matamu aku terkenang
Dialah yang kerap menerawang
Di antara gelap dan terang
Serupa aksara yang kau pahami
Hanya kau sendiri
Langkah telah berpangkal pada hari yang lelah
Tak tersisa lagi waktu untuk dimusnahkan
Musim bersuka telah hilang jumlah dan perhitungan
Kecewa dan percaya bukanlah wadah bagi angka-angka
Ke dalam kenangan mereka bersembunyi
Ke dalam hening mereka pernah bernyanyi
Jika surut bintang bermanja di langitmu
Biarlah subuh benderang
Sebagai awal sebuah kalam
Kala namamu syahdu tenggelam
Cirebon, 15 Oktober 2010
Mencoba menulis puisi
*foto diambil dari www.duniamimpi2.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar